Saturday, October 18, 2008

Gajah Liar Senang Pesta Kebun

Sabtu, 18 Oktober 2008 21:18 WIB

BANDARLAMPUNG, SABTU - Kawanan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar dari hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, akhir-akhir ini sering keluar dari habitatnya. Mereka masuk ke kebun dan perkampungan penduduk di sekitarnya, sehingga menimbulkan konflik dengan warga setempat.
Menurut pegiat LSM yang bertugas di TNWK, Giyo, dari Way Kambas, Lampung Timur, Sabtu, dalam sepekan ini selama beberapa hari sekawanan gajah liar di sana juga kedapatan keluar masuk hutan di beberapa kampung berbatasan langsung dengan hutan itu di Kecamatan Labuhanratu dan Way Jepara. Giyo menyebutkan, sejumlah aktivis LSM di sana yang ikut mendampingi warga menangani gajah liar yang masuk ke kebun itu, menyebutkan biasanya gajah-gajah itu keluar dari hutan pada sore hari, dan baru kembali masuk ke hutan pada pagi hari esoknya.
Selama berada di kebun penduduk, gajah liar itu mencari makanan, di antaranya dengan merusak kebun dan pertanaman produktif masyarakat sekitarnya. Giyo yang aktif di LSM WATALA dan juga membantu LSM Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) d TNWK itu, menyebutkan, beberapa hari lalu pada awal pekan ini, selama sekitar 3-4 hari warga di sekitar Way Jepara dan Labuhanratu melaporkan adanya sekitar 30-an ekor gajah liar yang masuk ke kebun mereka. Gajah-gajah itu merusak kebun semangka, singkong, dan jagung warga di sana. "Nilai kerugian material belum diketahui dengan pasti, tapi kerusakan kebun warga akibat masuknya kawanan gajah liar itu lumayan parah," ujar Giyo pula. Karena itu, warga di sana berharap pihak Balai TNWK dan pemda setempat dapat segera menanggulangi masalah itu, sehingga tidak memicu terjadi dampak buruk dan reaksi yang tidak diinginkan dari masyarakat setempat yang dirugikan karena gajah liar itu.
Kepala Balai TNWK, MZ Hudiyono membenarkan adanya gangguan gajah liar yang sering dialami warga di sekitar hutan itu, apalagi memang permukiman dan kebun warga yang berbatasan langsung dengan hutan seluas sekitar 130.000 ha itu. Namun dia menyatakan, setiap kali mendapatkan laporan gangguan gajah liar, pihaknya segera berkoordinasi dan menerjunkan tim gabungan untuk menanggulanginya. "Target kami adalah menghalau kawanan gajah liar itu agar menjauhi permukiman penduduk," kata Hudiyono pula. Dia juga membenarkan adanya sekitar 30-40 ekor gajah liar yang selama beberapa hari pada awal pekan ini masuk ke kebun warga di sekitar Kecamatan Way Jepara dan merusak kebun warga di sana. Ia juga membenarkan adanya seorang penduduk, Hasyim (30), warga Desa Rajabasa Lama, mengalami luka parah dan diduga kuat karena terinjak kawanan gajah liar pada Jumat (17/10).
Namun korban dipastikan diserang atau diinjak gajah liar saat sedang berada di dalam kawasan hutan TNWK, dan bukan berada di luar kawasan konservasi itu. Hasyim kini harus mendapat perawatan intensif di RSUDAM Bandarlampung. "Benar, korban terinjak gajah liar itu ketika sedang berada di dalam kawasan hutan TNWK, bukan di luar kawasan, persisnya sekitar 2,3 km dari batas kawasan dengan permukiman sekitar di dekat Desa Rantau Jaya, Labuhanratu," kata Hudiyono lagi. Korban Hasyim sedang berada di dalam gubuk untuk menjaga kebun singkong yang ditanamnya. Saat istirahat, Jumat (17/10) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, terdapat serombongan gajah liar berjumlah 4-5 ekor yang melewati gubuk itu. Diperkirakan salah satu gajah liar itu menginjak tubuh korban, sehingga mengalami luka serius di tubuhnya, antara lain mengakibatkan tulang pelipis kanan retak, tangan dan lengan kanan patah, serta juga cedera serius di tulang rusuk dan tulang punggungnya.
Menurut Kepala Balai TNWK, MZ Hudiyono, upaya penghalauan kawanan gajah liar yang keluar hutan dan masuk kebun warga akan terus diupayakan setelah pihaknya menerima laporan warga dan aparat setempat, termasuk melibatkan masyarakat, LSM dan personil kepolisian dari Polres Lampung Timur. "Kami tetap akan upayakan dapat menghalau gajah liar itu kembali masuk ke hutan, dan mencegah tidak sampai masuk ke permukiman penduduk," kata dia lagi. Di hutan TNWK diperkirakan terdapat sedikitnya 200-an ekor gajah liar hidup di habitatnya, dengan sebanyak 61 ekor gajah lainnya menjadi gajah terdidik dan terlatih di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas itu.
ABI
Sumber : Ant
source : kompas.com

No comments:

Post a Comment

Cari di Google

Google
 
Web kabarsawit.blogspot.com