Sunday, October 26, 2008

Petani Kelapa Sawit Semakin Terpuruk

Senin, 27 Oktober 2008 01:33 WIB

Padang, Kompas - Hidup petani semakin terpuruk karena rendahnya harga tandan buah segar kelapa sawit. Hingga Minggu (26/10), kelapa sawit milik petani sawit di Kabupaten Agam dan Pasaman Barat, Sumatera Barat, hanya dihargai Rp 500 per kilogram.

Kepala Jorong (dusun) Bunga Tanjung, Kanagarian Air Bangis, Pasaman Barat, Syafril, mengatakan, akibat penurunan harga tandan buah segar (TBS) sawit, sebagian petani sawit di wilayahnya kesulitan mengembalikan kredit pupuk. Itu terjadi karena pendapatan dari sawit merosot.

”Para petani umumnya mengambil kredit pupuk dari koperasi. Besaran kredit antara Rp 1 juta- Rp 3 juta. Kredit diangsur selama dua tahun. Saat harga sawit masih tinggi, biasanya petani tidak kesulitan membayar kredit. Ketika harga sawit anjlok seperti sekarang, pembayaran kredit sering menunggak,” ujar Syafril.

Akibat tertunggaknya kredit, petani juga tidak bisa mengambil pupuk untuk menyuburkan tanaman sawit. Sebagian besar tanaman sawit dibiarkan begitu saja dengan hasil seadanya.
Syafril mengatakan, harga TBS sawit di tingkat petani masih Rp 500 per kg. Namun, pengeluaran ongkos panen membuat hasil bersih yang terima petani hanya Rp 150 per kg.
”Dari Rp 500 per kg harga TBS, petani masih harus mengeluarkan ongkos ambil dan biaya melangsir sawit sampai ke tempat pengepul. Untuk membayar ongkos-ongkos, petani di jorong ini harus mengeluarkan uang sampai Rp 350 per kg. Jadi, hasil yang dinikmati petani hanya Rp 150 per kg,” kata Syafril.

Harga ini, menurut Syafril, sudah berlaku sejak lima hari lalu. Sebelumnya harga TBS sawit hanya Rp 350 per kg. Ketika harga sawit Rp 350 per kg, banyak petani yang tidak memanen karena harganya tidak cocok dengan upah yang harus dikeluarkan.

Di Kecamatan Tanjung Mutiara, Agam, harga sawit di tingkat petani Rp 300 per kg. Pendapatan petani itu masih dikurangi biaya memanen TBS Rp 100 per kg.

Para pedagang pengepul sawit mengaku tidak bisa meningkatkan harga beli di petani karena rendahnya harga yang ditawarkan pabrik. Sebagai dampak anjloknya harga sawit, produksi sawit petani juga berkurang drastis, karena sebagian besar petani tak sanggup membeli pupuk. (art)

source: kompas.com

No comments:

Post a Comment

Cari di Google

Google
 
Web kabarsawit.blogspot.com