Tuesday, October 28, 2008

Lahan Kelapa Sawit untuk Orangutan

KUALA LUMPUR -- Menyempitnya habitat alami sejumlah satwa liar akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit tak membuat para pejuang pelestarian lingkungan Malaysia hilang akal. Kini mereka meluncurkan strategi baru untuk melindungi orangutan Kalimantan, gajah pygmy, dan satwa yang terancam punah lainnya dengan membeli lahan dari pemilik perkebunan untuk dijadikan hutan suaka.

Langkah ini diambil untuk menjaga kelestarian orangutan yang jumlahnya terus merosot akibat pembalakan liar dan meluasnya perkebunan kelapa sawit dengan cepat di Malaysia dan Indonesia, dua negara tempat orangutan ditemukan di alam.

Kelompok konservasi LEAP yang berbasis di Malaysia tengah merundingkan pembelian 89,8 hektare lahan hutan tropis di negara bagian Sabah, Kalimantan, dari operator perkebunan sawit.
Lahan seluas itu dibutuhkan untuk dijadikan sebagai koridor yang menghubungkan dua wilayah suaka margasatwa yang menjadi rumah bagi 600 orangutan, 150 gajah pygmy, dan beragam jenis satwa dilindungi lainnya, seperti monyet proboscis, burung rangkong, dan berang-berang.

"Untuk membeli lahan itu, LEAP melakukan aksi penggalangan dana melalui sumbangan masyarakat dan pribadi," kata Cynthia Ong, Direktur Eksekutif LEAP. World Land Trust, sebuah yayasan amal untuk konservasi alam yang bekerja sama dengan LEAP dalam inisiatif itu, mengatakan bahwa mereka membutuhkan Rp 5,3 miliar untuk membeli lahan tersebut.

Ong mengatakan ini adalah pertama kalinya sebuah lembaga swadaya masyarakat berusaha membeli tanah di Kalimantan, Malaysia, untuk perlindungan lingkungan dengan bantuan pemerintah. Dia belum bisa memastikan kapan pembelian hutan itu dilaksanakan.

"Pembelian lahan ini amat mendesak," tutur Ong. "Kami tak punya jalan lain untuk menghindari potensi timbulnya konflik antara manusia dan satwa liar."

Jumlah orangutan di Malaysia dan Indonesia turun hingga separuhnya dalam 20 tahun terakhir hingga mencapai angka di bawah 60 ribu ekor akibat aktivitas pembukaan hutan. Para ilmuwan memperkirakan populasi primata turun lebih dari 5.000 ekor setiap tahun sejak 2004. AP

source: korantempo.com

No comments:

Post a Comment

Cari di Google

Google
 
Web kabarsawit.blogspot.com