Thursday, November 6, 2008

Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Diusulkan Tiap Minggu


Kamis, 6 November 2008 | 17:10 WIB
PONTIANAK, KAMIS - Periode penetapan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Barat yang dilakukan tiap bulan, dinilai sangat memberatkan pengusaha perkebunan sawit manakala harga crude palm oil (CPO) di pasaran global anjlok. karena itu, Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) Kalbar mengusulkan periode penetapan harga TBS diubah menjadi tiap minggu.

"Dengan harga CPO di pasar dunia yang fluktuatif seperti ini, seharusnya ada penyesuaian harga TBS tiap minggu sehingga industri pengolahan sawit bisa tetap berjalan meski harga CPO turun. Daerah lain seperti di Sumatera Utara sudah menerapkan penetapan harga TBS tiap pekan. Kalbar yang masih menetapkan harga TBS tiap bulan akan didorong untuk menetapkan harga TBS tiap pekan," kata Ketua GPPI Kalbar Ilham Sanusi.

Menurutnya, terakhir kali TBS di Kalbar ditetapkan bulan Oktober lalu. Harga TBS paling rendah untuk tanaman sawit berumur 3 tahun Rp 782,71 per kg, sedangkan harga TBS tertinggi untuk tanaman sawit 10-20 tahun Rp 1.063 per kg. Asumsi yang digunakan waktu itu adalah harga CPO masih berkisar Rp 5.211 tiap kg. Sementara harga CPO dalam dua pekan terakhir turun drastis hingga Rp 3.600 tiap kg.

Perusahaan pengolahaan CPO di Kalbar masih terikat untuk membeli TBS dengan harga Rp 1.063 tiap kg, sementara mereka hanya bisa menjual CPO Rp 3.600 tiap kg. Padahal untuk memproduksi 1 kg CPO dibutuhkan 5 kg TBS. Kondisi ini membuat industri pengolahan sawit terus merugi.

"Untuk menekan kerugian, 17 pabrik pengolahan CPO di Kalbar mengurangi produksinya tiap hari hingga separuh," katanya.

Dalam kondisi normal, kapasitas produksi CPO Kalbar tiap tahun berkisar 850.000 ton atau sekitar 2.300 ton per hari. Dengan pengurangan produksi hingga separuhnya, ini berarti produksi CPO Kalbar saat ini tingga 1.150 ton per hari.

Diakui Ilham, tidak semua TBS dari petani dibeli oleh pabrik. Jika petani sepakat dengan kemampuan beli dari pabrik, maka TBS milik petani itu dibeli. Jika petani tidak sepakat dengan harga itu, terpaksa pabrik tidak membelinya.

Penyesuaian harga TBS yang ditetapkan pemerintah daerah menjadi salah satu solusi agar TBS petani bisa terbeli dan industri pengolahan bisa tetap berjalan, katanya.

source: kompas.com

No comments:

Post a Comment

Cari di Google

Google
 
Web kabarsawit.blogspot.com