Friday, October 17, 2008

Permintaan Benih Sawit Merosot

Jumat, 17 Oktober 2008 23:36 WIB
MEDAN, JUMAT - Permintaan benih kelapa sawit satu bulan terakhir merosot. Penurunan permintaan ini lantaran harga tandan buah segar (TBS) maupun minyak sawit mentah atau CPO (crude palm oil) menurun. Sejumlah perusahaan membatalkan pesanan karena pengaruh gejolak harga kelapa sawit.
Penurunan permintaan paling mencolok pada petani mandiri yang tidak mempunyai modal cukup. Anjloknya harga TBS membuat mereka trauma mengembangkan tanamannya.
"Bahkan mereka sebagian tidak sanggup memanen kelapa sawitnya," kata Kepala Pusat Perbenihan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Razak Purba, Jumat (17/10) di Medan. Razak mengatakan penurunan permintaan terjadi pada petani atau pengusaha yang luas lahan kelapa sawitnya kurang dari 10.000 hektar.
Mereka yang mempunyai lahan di atas 10.000 hek tar tetap melakukan pemesanan seperti biasanya. Kendati terjadi penurunan permintaan benih sawit, selaku produsen benih PPKS tidak menurunkan harga jualnya.
"Harga jual benih kami tetap antara Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per kilogram," katanya. Penurunan permintaan benih ini terjadi dalam kurun waktu satu bulan terakhir setelah terjadi gejolak harga CPO. Selain untuk konsumsi dalam negeri, PPKS juga memenuhi kebutuhan benih luar negeri.
Di Indonesia, berdasarkan data PPKS, terdapat delapan produsen benih kelapa sawit. Produsen yang dimaksud antara lain PPKS, Socfindo (Sumut), London Sumatera (Sumut), Tunggal Yunus (Riau), Dami Mas Sejahtera (Riau), Bina Sawit Makmur (Sumatera Selatan), Tania Selatan (Sumsel), dan Bakti Tani Nusantara (Kepulauan Riau). Sebelum ada gejolak harga, permintaan benih kelapa sawit melambung tinggi. Pada saat itu, sempat terjadi kelangkaan benih bersertifikat di pasaran. Kini situasi itu berubah drastis.

Andy Riza Hidayat

No comments:

Post a Comment

Cari di Google

Google
 
Web kabarsawit.blogspot.com